Selasa, 19 Oktober 2010

ANALISA PERANCANGAN DISPLAY K3 PADA LDM KABUPATEN MALANG


ANALISA PERANCANGAN DISPLAY K3
PADA LDM KABUPATEN MALANG
 

Latar Belakang
Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana,1979). Di dalam UPTD LDM Kabupaten Malang, penerapan display sangat kurang terutama yang menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal tersebut membuat para pekerja mengabaikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Keselamatan Kerja mereka.
Untuk dapat mewujudkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diharapkan maka UPTD LDM Kabupaten Malang perlu menggunakan analisa Display K3 untuk mengetahui bagaimana rancangan display K3 yang baik berupa rambu-rambu Keselamatan Kerja yang baik.

Rumusan Masalah
Dari apa yang telah diuraikan di atas maka di dapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana rancangan display rambu-rambu K3 yang baik di UPTD LDM Kabupaten Malang?

Landasan Teori
Pengertian Display
Display  merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar. Arti informasi disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung maupun tidak langsung. Contoh dari display diantaranya adalah jarum penunjuk speedometer, keadaan jalan raya memberikan informasi langsung ke mata, peta yang menggambarkan keadaan suatu kota.  Jalan raya merupakan contoh dari display langsung, karena kondisi  lingkungan jalan bisa langsung diterima oleh pengemudi.  Jarum penunjuk spedometer merupakan contoh display tak langsung karena kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum speedometer sebagai pemberi informasi (Sutalaksana, 1979).
Agar display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya maka display harus dirancang dengan baik.  Perancangan display yang baik adalah bila display tersebut dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa menimbulkan banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya. Sedangkan menurut  Sutalaksana (1996), Display yang baik harus dapat menyampaikan pesan tertentu sesuai dengan tulisan atau gambar yang dimaksud dalam display. 
Ciri-ciri display dan poster yang baik adalah:
  1. Dapat menyampaikan pesan.
  2. Bentuk/gambar menarik dan menggambarkan kejadian.
  3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian.
  4. Proporsi gambar dan hururuf memungkinkan untuk dapat dilihat/dibaca.
  5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek, lugas, dan jelas.
  6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
  7. Realistis sesuai dengan permasalahan.
  8. Tidak membosankan.
Display yang berbentuk rambu-rambu berbahaya, biasanya dipasang pada dinding, pintu masuk atau pada tiang-tiang.  Display ini berbentuk seperti rambu-rambu lalu lintas (berbentuk bulat, segitiga, segiempat atau belah ketupat).
Tipe-Tipe Display
Sehubungan dengan lingkungan, display  terbagi dalam dua macam yaitu: Display Statis dan Display Dinamis.  Display Dinamis adalah display yang menggambarkan perubahan menurut waktu, contohnya mikroskop dan speedometer.  Display Statis memberikan informasi yang tidak tergantung terhadap waktu, misalnya informasi yang menggambarkan suatu kota (Sutalaksana, 1996).
Menurut Galer (1989), Display dan Informasi yang disampaikan terbagi atas tiga tipe, yaitu
(1)  Display Kualitatif.
            Untuk jenis Display Kualitatif merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data numerik.  Contoh display kualitatif misalnya informasi  atau tanda  ON, OFF  pada generator,  DINGIN, NORMAL, PANAS  pada pembacaan temperatur,  BELL dan BUZZER untuk menunjukkan informasi kehadiran, lampu kelap-kelip dan sirine sebagai tanda peringatan (Warning devices).
(2)  Display Kuantitatif.
            Jenis Display Kuantitatif memperlihatkan informasi numerik dan biasanya disajikan dalam bentuk Digital ataupun  Analog untuk suatu Visual Display.
(3) Display Representatif.
Untuk Display  Representatif, biasanya berupa sebuah “working model” atau “mimic diagram” dari suatu mesin. Salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta api.

Penggunaan Warna pada Visual Display
Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna.  Indera mata sangat sensitif terhadap warna BIRU-HIJAU-KUNING, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi terang dan gelap. Dalam Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna.  Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau mengalami  kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya.  Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna kuning dan biru (Galer, 1989).
 Sedangkan menurut Bridger,R.S (1995) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display. Kelebihannya antara lain: memberi tanda  untuk data-data yang spesifik, informasi dapat lebih cepat diterima, dan dapat  terlihat lebih natural.  Sedangkan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display diantaranya: dapat menyebabkan “fatique”, membingungkan dan mungkin dapat memberikan reaksi yang salah, dan tidak bermanfaat bagi orang yang buta warna.

Prinsip-Prinsip  Mendesain Visual Display
      Menurut Bridger,R.S (1995) ada 4 (empat) prinsip dalam mendesain suatu visual display yaitu:
1.      Prinsip PROXIMITY
Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama.
2.      Prinsip SIMILARITY
Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama (dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna.
3.      Prinsip SYMETRY
Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal. Antara tulisan dan gambar harus seimbang.
4.      Prinsip CONTINUITY
Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu kesatuan yang utuh.

Berger dalam Sutalaksana (1979) pernah menyelidiki, berapa jauh orang dapat melihat huruf berdasarkan  perbandingan antara tabel dan tinggi huruf yang berbeda-beda.  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk huruf yang berwarna putih dengan dasar hitam perbandingan 1:13,3 merupakan yang paling baik, dalam arti kata dapat dilihat dari tempat yang paling jauh terhadap yang lainnya yaitu dari jarak 36,5 meter.  Sedangkan untuk huruf yang berwarna hitam dengan dasar putih, perbandingan 1:8 merupakan perbandingan terbaik, yaitu dapat dilihat dari jarak 33,5 meter.
  
  Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)
         Dalam suatu lingkungan kerja terdapat masalah yang biasanya di hadapi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), antara lain :
1.      Tidak adanya sistem.
2.      Kurangnya Standart Kerja
3.      Kurang Peduli terhadap masalah K3
4.      Masih memakai paradigma lama
Oleh karena itu, kita pelu mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan cara :
a)      Mengelola K3 secara terstruktur dan sistematis
b)      Menciptakan tempat kerja yang “save”.
c)      Mencegah dan mengurangi kecelakaan (zero accident) dan penyakit akibat kerja
d)     Menciptakan efisiensi dan produktivitas kerja.
e)      Mematuhi peraturan yang berlaku (Per.05/Men/96) dimana menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per.05/Men/96 Pasal 3, untuk tempat kerja yang :
-          Seratus Orang atau lebih
-          Mengandung potensi bahaya peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

 Kewajiban Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) bagi  Industri
                        Adapun kewajiban Industri dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yaitu ;
1.      Menaikkan kesehatan tenaga kerja.
2.      Mewujudkan dan menjelaskan bahaya.
3.      Membentuk P2K3.
4.      Melaporkan kesehatan kerja.
5.      Menyediakan alat pelindung diri (APD).
6.      Membentuk unit penanggulangan kebakaran.

 Rambu-Rambu K3
Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah sebuah media berupa gambar piktogram untuk dipajang pada tempat produksi/ pabrik yang memuat pesan-pesan agar karyawan tempat produksi tersebut selalu memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

   Perancangan Display Rambu-Rambu K3
      Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang penting dalam lingkungan pekerjaan khususnya di UPTD LDM Kabupaten Malang , dimana para pekerja kurang memperhatikan faktor-faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Oleh sebab itu perlu adanya perancangan display K3 supaya dalam bekerja para pekerja dapat memperhatikan faktor K3 salah satunya adalah alat pelindung pendengaran dan pernafasan. Karyawan harus waspada terhadap  penggunaan mesin dan berhati-hati dalam penyimpanan bahan jadi (beras) pada stasiun tersebut serta harus menggunakan alat-alat pelindung diri berupa ear plug (pelindung telinga) dan masker agar terhindar dari kecelakaan kerja.
Gambar Desain Display Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Stasiun Penggilingan Gabah
Keterangan Desain Display :
Panjang                  = 65     cm
Lebar                     = 60     cm
Warna Dasar          = Putih
Warna Font            = Hitam
Warna Gambar       = Biru
      Ukuran Font           = 190